BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
dituntut untuk berkerja sesuai dengan profesi dan keahliannya masing-masing.
Dengan semakin kompleksnya perkembangan kehidupan, dalam mencari kebutuhan
hidup tidak hanya yang bersifat materialistis, melainkan juga perlu
memperhatikan berbagai hal yang lainya. Pandangan materialistik menganggap
berkerja hanya untuk memenuhi kebutuhan meteri semata. Namun, sesungguhnya
berkerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan materil melainkan yang lebih
utama adalah spiritual dan rohani manusia terpenuhi sehingga antara kebutuhan
materil dan spiritual berjalan secara seimbang.
Untuk memenuhi kebutuhan, manusia dalam bekerja
harus dilakukan secara maksimal. Sehingga hasil yang diperoleh akan memuaskan.
Dengan demikian bekerja secara sungguh-sungguh dan kerja keras dan giat
merupakan suatu keniscayaan. Apabila dalam bekerja tidak dilakukan secara
maksimal dan tidak dengan bekrja keras
dan tidakgiat serta dengan tidak
mengharap dari Allah mungkin hasilnya juga kurang maksimal dan mengecewakan.
Rasulullah menunjukkan apresiasinya yang
sangat tinggi pada kerja keras ini dalam berbagai kesempatan.
Beliau pernah mengatakan, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dan
Thabrani: “Seandainya
seseorang mencari kayu bakar dan dipikul di atas punggungnya, hal itu lebih
baik daripada ia meminta-memita kepada seseorang
yang kadang diberi dan kadang ditolak”.
Apa yang terkandung dalam
sabda Rasulullah adalah bahwa sebaik-baik manusia adalah seseorang yang memeras
keringatnya dan menguras tenaganya demi menjaga harga dirinya, demi
menyelamatkan mukanya di depan manusia agar dia tidak meminta-minta yang
berarti telah menjual dirinya. Menjual
harkat dan martabatnya di depan manusia dan dia akan kehilangan muka di hadapan
Allah karena telah dijual di dunia. Rasulullah mendorong dan menginginkan agar
umat ini menjadi umat pekerja, umat mandiri, umat yang tidak menggantungkan
diri pada orang lain, lain dan bangsa lain. Umat yang mampu berdiri di atas
kreasinya sendiri, di atas kemampuannya sendiri. Melalui kucuran keringat dan
gejolak semangat.
Dari berbagai uraian latar belakang permasalahan
diatas, maka dalam makalah ini akan membahas beberapa hal yang berkenaan dengan
bekerja keras, yakni pengertian bekerja keras, dalil tentang bekerja keras,
pentingnya bekerja keras, dan juga berbagai hal yang agar manusia selalu dapat rja keras dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bekerja Keras
Dalam Oxford Advance Learners Dictionary diterangkan kerja merupakan
penggunaan kekuatan fisik atau daya mental untuk melaukan sesuatu.[1]
Dalam Ensiklopedi Indonesia dengan konteks ekonomi, kerja diartikan
sebagai pengerahan tenaga baik jasmani maupun rohani yang dilakukan untuk
menyelenggarakan prose produksi.[2]
Bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani), dan di dalam mencapai tujuan tersebut dia
berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal
sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT.[3]
Bekreja dikatakan sebagai aktivitas dinamis mempunyai makna bahwa seluruh
kegiatan yang dilakukan seorang muslim harus penuh dengan tantangan
(challenging), tidak monoton, dan selalu berupaya mencari terobosan baru (innovative)
dan tidak pernah merasa puas dalam berbuat kebaikan. [4]
Menurut Al-Faruqiy, manusia memang dicptakan untuk bekerja. Kerjanya adalah
ibadahnya. Tidak ada kesuksesan, kebaikan, manfaat atau perubahan dan keadaan
buruk menjadi baik kecuali dengan kerja menurut bidang masing=masing. Terhadap
mereka yang enggan bekerja A=Faruqi menyatakan, mereka atidak mungkin menjadi
muslim yang baik.[5]
Secara lebih hakiki, bekerja bagi seorang muslim merupakan ibadah bukti
pengabdian dan rasa syukurnya untuk mengolah dan memenuhi panggilan Illahi agar
mampu menjadi yang terbaik kerena mereka sadar bahwa bumi diciptakan sebagai
ujian bagi mereka yang memiliki etos yang terbaik, “sesungguhnya kami telah
menciotakan apa-apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, supya kami
menguji mereka siapakah yang terbaik amalnya.” (al-kahfi: 7)[6]
Bekerja adalah manifeastasi kekuatan iman.[7]
Yang dimaksud dengan kerja keras adalah bekerja dengan batas-batas kemempuan
yang maksimal tetatpi tidak berlebihan dari kemampuan yang dimiliki.
Keberhasilan duniawi maupun ukhrawi tidaka akan bisa dicapai tanpa adanya kerja
keras.[8]
Dari beberapa pengertian kerja yang telah dipaparkan sebelumnya, meski
beragam namun dapat diambil garis besar bahwa kerja keras merupakan penggunaan
daya, mental baik jasmani dan rohani yang sengaja, bermotif, untuk mencapai
tujuan secara dinamis. Pengertian kerja biasanya berkaitan dengan oengahasilan
atau upaya memperoleh hasil, baik materi maupun nonmateri. Kerja keras
merupakan kerja yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan menggunakan semua
daya kemampuan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
B.
Dalil-Dalil Bekerja Keras
Kita mendapatkan sebuah perintah tegas Allah dalam
Al-Quran agar Rasulullah memerintahkan umatnya untuk bekerja keras karena
kerja-kerja mereka akan dilihat oleh Allah dan akan dilihat oleh Rasulullah dan
kaum mukminin,
وَقُلِ
اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ
إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
﴿١٠٥﴾
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (At-Taubah :105).
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (At-Taubah :105).
Setelah ayat yang lalu menganjukan bertaubat dan
melakukan kegiatan nyata, antara lan membayar zakat dan bersedekah, dalam ayat
ini manusia diminta untuk melakukan aktivitas lain baik nyata maupun
tersembunyi. Terbaca diatas, bahwa setelah penyampaian harapan tentang
pengampunan Allah, ayay ini melanjutkan dengan perintah beramal shaleh. Agaknya
hal ini perlu, walaupun taubat telah diperoleh, tetapi waktu yang lalu dan yang
diisi dengan kedurhakaan tidak akan kembali lagi. Manusia telah mengalami
kerugian dengan berlaunya waktu itu tanpa diisi dengan kebajikan,, karena itu
ia perlu melakukan kebajikan dengan giat agar kerugian tidak terlalu besar.[9]
Kerja keras harus disertai dengan disiplin yang tinggi, yaitu bekerja
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini Allah berfirman dalam
QS. Al-An’am/6 ayat 135:
ö@è% ÉQöqs)»t (#qè=yJôã$# 4n?tã öNà6ÏGtR%s3tB ÎoTÎ) ×@ÏB$tã (
t$öq|¡sù cqßJn=÷ès? `tB Ücqä3s? ¼çms9 èpt7É)»tã Í#¤$!$# 3
¼çm¯RÎ) w ßxÎ=øÿã cqßJÎ=»©à9$# ÇÊÌÎÈ
Katakanlah:
“hai kaumku, bekerjalah dengan sepenuh kemampuanmu, sungguh aku pun bekerja.
Kelak kamu akan mengetahhui siapakah yang akan memperoleh hasil yang baik dari
dunia ini. Sungguh orang-orang yang dzalim tidak akan memperoleh keuntungan.”
Ayat ini menurut al-Biqa’i
menujukkan pula keadilan dan rahmat Allah. Betapa tidak, bukankah yang kejam
dan tidak adil, akan menjatuhkan sanksi tanpa menangguhkan atau memperingatka.
Karena janji dan ancaman Aallah pasti akan datang Allah memerintahkan kepada
kaumnya untuk berbuatlah sepenuh kemampuan apapun yang akan kamu perbuat. Kata
aqibat adalah akhir atau kesudahan dan hasil sesuatu. Al-Qur’an menggunakan
untuk kesudahan yang baik, jika kata ini tidak dikaitkan dengan kata lain.[10]
Sabda Rasulullah berikut ini memperkuat penegasan bahwa Islam adalah agama
yang sangat menghargai kerja keras : “Bila seorang muslim menaburkan benih
atau menanam tananam lalu ada burung atau manusia atau binatang yang memakan
sebagian darinya niscaya hal itu akan dinilai sebagai sedekah”(HR.Bukhari).
C.
Urgensi Bekerja Keras
Etos kerja keras sangat erat kaitanya dengan sistem pendidikan dan budaya.
Maka etos kerja muslim akan mempunyai arti apabila sejak dini sistem pandidikan
dan budaya yang ada dilingkungan diisi dan dikembangkan berdasarkan nilai
islami. Bekerja dengan keras dan giat merupakan keharusan bagi manusia. Kerja
keras memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan yang berorientasi
kepada dunia dan juga akhirat.
1.
Tugas manusia
Manusia mempunya dua tujuan pokok di dunia, beribadah dan menjadi khalifah.
Hakikatnya kedua hal ini merupakan dua tujuan yang tidak terpisahkan. Hanya
dalam pengertian umum ibadah diartikan cendrung lebih menekankan pada bentuk
pengamalan hubungan dengan Allah. Sedangkan pelaksanaan tugas khalifah merujuk
kepada bentuk amaliyah dengan sesama manusia dan alam.
Kaitanya dengan bekerja keras, penegakan hablumminallah dan hablumminannas
dan tugas khalifah di muka bumi, semuanya mensyaratkan adanya usaha dan kerja
keras serta sungguh-sungguh. Etos kerja tinggi orang islam diaplikasikan pada penegakan keudannya, termasuk dalam
penegakan tugaas manusi sebagai khalifah Allah di muka bumi tanpa meningalkan
tugas yang lainya.[11]
2.
Ilmu dan Harta
Ilmu dan harta merupakan dua saran ayang amat urgen bagi manusia guna
mensukseskan tugas dan kewajibanya, baik berkenaan dengan hablumminallah
maupun hablumminannas termasuk sebagai hamba sekaligus khalifah di bumi.
Adanya sarana lain yaitu nafs, jiwa atau diri, yakni sesuatu yang
berguna dalam diri orang bersangkutan seperti tenaga, fisik, kesehatan dan ilmu
menujukkan secara jelasa bahwa disamping harta masih banyak profesi lain pada
manusia yang dapat dijadikan pendukung atau alat perjuangan.[12]
3.
Kerja dan Eksistensi Manusia
Menurut pandangan islam, kerja merupakan sesuatu yang digariskan bagi
manusia. Bekerja adalah sesuai dengan kodratnya sekaligus menjadi cara guna
memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Agama juga menjadikan kerja
sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Amal kerja mempunyai makan
eksistensial dalam hidup dan kehidupan orang islam. Bahwasanya manusia eksis
karena kerja dan kerja itulah yang memantapkan eksistensi kemanusiaan.
Dengan bekerja orang membangun kpribadian dalam rangka memperoleh peran kemanusiaanya.
Bekerja menjadi proses pembebasan serta peneguhan humanitas orang yang
bersangkutan. Bekerja dapat dijadikan media untuk mengembangkan pribadi dan
kreativitas secara optimal dengan berbagai cara yang baik.[13]
4.
Kerja dan Tanggung Jawab
Kerja merupakan kunci keberhasilan bagi upaya keberhasilan bagi upaya
pelaksanaan tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun keluarga dan
masyarakat. Keharusan bekerja keras merupakan keharusan tugas yang istimewa.
Maka hanya dengan bekearja keras dan sunguh-sungguh manusia dapat memenuhi
bernagai tangung jawabnya. Baik yang bersifat veartikal kepada Allah, maupun
yang bersifat horisontal kepada diri sendiri, keluarga dan masyarakat.[14]
5.
Menghilangakan pandangan fatalistis
Konotasi sabar, pasrah dan nrimo, jangan sampai berubah menjadi sikap
fatalis. Sebaiknya kita harus menafsirkan sabar adalah satu kekuatan batin yang
tangguh dan secara konsisten tidak pernah mengenal menyerah untuk tetap dalam
jalur yang diinginkanya. Konsep kesabaran dalam islam bukanlah konsep pasrah
atanpa usaha. Tetapi merupakan sikap batin, satu energi yang meluap-luap untuk
tetap bekerja dan bertahan.[15]
D.
Cara bekerja keras
1.
Visi dan Misi
Visi yang berkaitan dengan eksistensi kemudian akan melahirkan cara kita
mengambil posisi, membuat formulasi tentang tujuan, dan kemudia mengarahkan
seluruh perilaku diri kepada sesuatu yang kita inginkan. Dalam misi mempunyai
cakupan yang erta dengan cara pandang terhadap makna keberadaan, eksisitensi
diri, maka setiap pribadi muslim harus menyadari keberadaanya. Visi seorang
muslim harus jelas dan transparan. Etos kerja muslim yang dilandasi denga visi
dan misi hidup dan kemudian menjadi satu sikap hidupnya maka dia akan tampil
sebagai manusia teladan yang selalu bekerja keras.
2.
Jihad dan Tauhid Sebagai Motivasi
Jihad secara umum adalah kesungguhan untuk mengerakkan segala kekuatan dan
potensi dalam melaksanakan sesuatu dan meninggikan martabat sebagai manusia yang
mengeban misi sebagai rahmatan lil ‘alamin. Dalam kaitan denga bekerja,
jihad menjadi kekuatan yang secara abadi harus terus menyala serta digali dan
diuji potensinya sehingga mampu mengeluarkan energi yang signifikan.
E.
Cara Pembelajaran
Terdapat
berbagai hal yang dimungkinkan agar selalu terbiasa dengan kerja keras,
diantaranya adalah:
1. Menumbuhkan
sikap optimis :
- Mengembangkan semangat dalam diri
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
2. Jadilah diri anda sendiri :
- Lepaskan impian
- Raihlah cita-cita yang anda harapkan
3. Keberanian untuk memulai :
- Jangan buang waktu dengan bermimpi
- Jangan takut untuk gagal
4. Kerja dan waktu :
- Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
- Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
- Latihan berkonsentrasi dan perlu istirahat
6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan.[16]
- Mengembangkan semangat dalam diri
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
2. Jadilah diri anda sendiri :
- Lepaskan impian
- Raihlah cita-cita yang anda harapkan
3. Keberanian untuk memulai :
- Jangan buang waktu dengan bermimpi
- Jangan takut untuk gagal
4. Kerja dan waktu :
- Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
- Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
- Latihan berkonsentrasi dan perlu istirahat
6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan.[16]
BAB III
PENUTUP
Dari berbagai pemaparan diatas dapat disimpulkan
bahwa kerja keras merupakan keharusan bagi setiap muslim. Kerja keras akan
menghasilkan hasil yang maksimal dan begitu sebaliknya. Kerja keras memang
perlu pembiasaan pada setiap pribadi muslim. Semangat dan motivasi kerja
sebagai salah satu jihad hendaknya dijadikan landasan mengapa setiap pribadi
muslim harus bekerja dengan keras dan sungguh-sungguh. Kerja keras mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan. Beberapa hal yang melatar
belakangi perlunya untuk bekerja dengan keras diantaranya, adanya tugas manusia
untuk beribadah dan sebagai khalifah di muka bumi, menunjukkan adanya
eksistensi manusia dengan kerja keras dan tanggung jawab serta yang lainya.
Setiap pribadi muslim perlu pembiasaan diri agar
senantiasa bekerja keras. Dengan latihan-latihan yang dilkukan secara
berkelanjutan kerja keras dapat menjadi kebiasaan yang baik. Bekerja keras
hendaknya disemangati dengan motivasi bahwa bekerja ialah tgermasuk salah satu
jihad dalam agama. Dan bekerja juga mempunyai tujuan dan visi yang jelas,
sehingga apa yang dikerjakan tidak akan menjadi sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
Toto Tasmara. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema
Insani.
-----------------. 1995. Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Wakaf.
Abdullah Aly dkk. 2009. Studi Islam I. Surakarta: LPID UMS.
Ahmad Janan Asifudin, 2004. Etos Kerja Islami. Surakarta:
Muhammadiyah University Pers.
Quraish Shihab, 2002. Tafsir al-misbah pesan kesan dan keserasian Al-Qur’an.
Jakarta: lentera Hati
[1] Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami,
(Surakarta: Muhammadiyah University Pers, 2004), hlm 58
[3] Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja
Islami, (jakarta: Gema Insani Pers, 2002), hlm 27
[5] Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami,
(Surakarta:Muhammadiyah University Pers, 2004), hlm 58
[6] Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja
Islami, (jakarta: Gema Insani Pers, 2002), hlm 27-32
[7] Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim,
(Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,1995), hlm 6
[8] Abdulah Aly dkk, Studi Islam I,
(Surakarta: LPID, 2009), hlm 119
[9] Quraish shihab. Tafsir Al-Misbah pesan
kesan dan keserasian AL-Qur’an, (Jakarta, lentera hati: 2002), volume 5 hlm
670-671
[10] Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan
Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) volume 4 hlm
292
[11] Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami,
(Surakarta: Muhammadiyah University Pers, 2004), hlm 72
[13] Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja
Islami, (Surakarta: Muhammadiyah University Pers, 2004),, hlm 76-78
[15] Drs.H. Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi
Muslim, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,1995), hlm 125-132
[16] Khasanan, 2004, dalam http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/10/etos-kerja-definisi-fungsi-dan-cara.html