Tuesday 17 July 2012

Syifaul Wahid Blog: Catatan Kecil: Remaja dan Teknologi

Syifaul Wahid Blog: Catatan Kecil: Remaja dan Teknologi

Catatan Kecil: Remaja dan Teknologi


            Sudah dapat dipastikan kehidupan manusia sekarang ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi dan informasi. Sebagai produk dari era globalisasi, teknologi memegang peranan yang sangat penting dewasa ini. Hal ini menjadi keniscayaan untuk dihindari. Dengan adanya teknologi dapat dikatakan kehidupan manusia  menjadi lebih mudah. Teknologi mampu memotong sekat-sekat yang dipisahkan antara jarak, ruang dan waktu.
Sebagai contoh, teknologi handphone mampu menembus batasan-batasan tersebut. Sekarang, setiap orang dapat berkomunikasi dengan sesamanya tanpa memperhatikan jarak, ruang dan waktu. Teknologi berperan untuk mempermudah kehidupan manusia. Berbagai pekerjaan yang dahulunya dilakukan dengan cara manual, akan menjadi mudah jika dengan menggunakan teknologi. Belum lagi bagaimana pengaruh produk-produk yang lain, seperti internet dan sebagainya.
Zaman dari waktu ke waktu semakin berkembang menjadi era yang dikenal dengan globalisasi.  Termasuk juga manusia dalam berkehidupan dengan sesamanya akan berkembang sesuai dengan zaman atau masanya. Manusia-manusia (masyarakat) yang sekarang berbeda dengan masyarakat yang dahulu. Dan juga masyarakat di masa yang akan datang tidak akan sama dengan yang sekarang.  Pertanyaannya adalah bagaiaman pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini mempengaruhi gaya hidup masyarakat, terutama kalangan generasi muda?
Akan dengan mudah untuk menjawab pertanyaan di atas, jika melihat realitas yang ada sekarang ini. Banyak dijumpai generasi muda yang menjadi” korban” dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Generasi muda sekarang kebanyakan mempunyai gaya hidup yang tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai yang dianutnya, baik itu agama maupun nilai adat ketimuran. Sehingga ada istilah yang disandangkan bagi kalangan generasi muda yang cenderung menjadi korban perkembangan teknologi, mereka disebut dengan istilah ‘alay’. 
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada dari kalangan remaja yang mampu memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi informasi tersebut. Semisal, dengan membuat blog pribadi sebagai sarana untuk mengajak kepada hal-hal yang positif atau memanfaaatkan teknologi sebagai sarana untuk berdakwah. Terakhir, yang patut untuk dilakukan adalah bagaiman generasi muda tidak hanya menjadi konsumen dari perkembangan teknologi tetapi juga mampu untuk memanfaatkannya menjadi hal-hal yang positif dan berguna untuk sesama dan agama. Semoga bermanfaat!




MANAJEMEN DALAM KEGIATAN DAKWAH KONTEMPORER


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan kegiatan yang dilakukan secara continue terhadap objek dakwah. Dari masa ke masa kegiatan dakwah selalu mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan kondisi dan situasinya. Dakwah menjadi tugas setiap muslim  dalam pengertian yang sederhana  (dalam  skala  mikro)  sesuai  dengan  kapasitas  dan    kemampuannya.  Namun    dalam  pengertian  dakwah secara  ideal  dan  makro,  baik  yang  dilakukan  oleh  individu maupun  kelompok  (organisasi)  harus  dilakukan    dengan menguasai  berbagai  aspek,  baik  methode,  materi,  media,  dan menguasai  sasaran  dakwah. [1]

 Di  samping  juga  pelaksana dakwah  harus  memiliki  integritas,  kapabelitas,  kredibelitas  baik dari segi keahliannya maupun moralitasnya, dan memiliki  keperibadian  yang  sholeh.  Di  samping  itu  juga  untuk  menghasilkan pelaksanaan dakwah  secara efektif dan efesien, harus dilakukan secara sistemik dengan menerapkan   aspek-aspek manajerial secara baik dan tepat.

      Problematika  dakwah  dari  zaman  ke  zaman  mengalami perkembangan  dan perubahan.  Hal  itu  disebabkan  oleh semakin  komplek  dan  beragamnya  problematika  kehidupan umat  manusia.  Segala  persoalan  kemasyarakatan    yang semakin  rumit  dan  kompleks  yang  dihadapi  oleh  ummat manusia  itu    merupakan  masalah  yang  harus  dighadapi  oleh  para pendukung dan pelaksana dakwah. 

         Untuk  menghadapi  masalah-masalah  dakwah  yang semakin  meningkat  dan  berat  itu,  penyelenggaran  dakwah  tidak mungkin dilakukan  hanya secara indivudual dan sambil lalu  saja.  Tetapi  harus  dilaksanakan  oleh  pelaksana  dakwah  dengan  bekerja  sama    dalam  kesatuan-kesatuan  yang  teratur rapi,  profesional  dan  menggunakan  sistem  kerja  manajerial yang baik , demi tercapainya  tujuan dakwah secara efektif dan efesien.

Manajemen  baik  sebagai  ilmu  (science)  maupun  sebagai seni (art) pada mulanya tumbuh  dan berkembang di kalangan dunia  industri  dan  perusahaan  (bussines).  Akan  tetapi  dalam perkembangan  selanjutnya    ternyata  sangat  diperlukan  dan bermanfaat  bagi  setiap  usaha  dan  kegiatan.  Pada  zaman moderen sekarang ini dapat dikatakan tidak ada setiap upaya manusia  dalam  menjalin  kerjasama  untuk  mencapai  suatu tujuan  yang  tidak  menggunakan manejemen.

Dalam    usaha  dakwah  yang  lebih  luas  dan  compleceted dibandingkan  dengan  kegiatan    bussines  dan  usaha-usaha  lainnya,  tidak  dapat  berjalan  secara  baik,  efektif  dan  efesien apabila  tidak  disertai  dengan  manejemen.  Dengan  demikian penggunaan  prinsip-prinsip  manajemen  dalam  proses penyelenggaraan  dakwah  adalah  merupakan  keharusan.[2]

B.     Penegasan Istilah.

Agar memudahkan pemahaman terhadap judul, “MANAJEMEN DALAM KEGIATAN DAKWAH KONTEMPORER”, maka penulis perlu untuk menyertakan penegasan istilah sebagai berikut:
1.       Manajemen.
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oeh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi dalam mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Arab istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.[3] Jadi manajemen merupakan pengelolaan, pengaturan suatu kegiatan dakwah agar berjalan dengan baik.

2.       Dakwah.
 Pengertian yang kedua yaitu pengertian dakwah, secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u' da'wan, du'a,[4] yang diartikan sebagai upaya mengajak, menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah tabligh, amr ma'ruf nahyi munkar, mau'idzah hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta'lim, dan khatbah.
Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan makna dakwah islam yaitu sebagai kegiatan mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah untuk meniti jalan Allah dan Istiqomah dijalan-Nya serta berjuang bersama meninggikan agama Allah.

3.       Kontemporer.
Menurut kamus ilmiah popular lengkap kontemporer mempunyai arti termasuk waktu ini, sezaman semasa, pada masa kini, dewasa ini.[5] Jadi kontemporer ialah waktu sekarang yang sedang berjalan.

Dari beberapa keterangan diatas yagn dimaksud judul,”MANAJEMEN DALAM KEGIATAN DAKWAH KONTEMPORER” ialah kegiatan pengelolaan, pengaturan dalam kegiaatan dakwah yang dilakukan pada saat sekarang.




C.    Perumusam Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dikemukakanm yang menjadi pokok rumusan permasalahan ialah “Bagaimana Fungsi-Fungsi Manajemen Dapat Diimplementasikan Dalam Kegiatan Dakwah Pada Saat Sekarang”.

D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: “untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi dalam manejemen dapat diterapkan dalam kegiatan dakwah saat sekarang”.

2.      Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis sebagai berikut :
a.       Manfaat teoritis : sebagai teori maupun informasi dari yang telah ada, sehingga dapt bermanfaat bagi wacana keilmuan dalam hal bidang ilmu dakwah atau juga fiqh dakwah.
b.      Manfaat praktis : sebagai referensi apakah  manajemen dapat dipraktekkan dalam kegiatan dakwah.

E.     Kajian Pustaka
kajian pustaka adalah kajian hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan. Fungsinya ialah untuk mengemukakan secara sistematis hasil penelitian terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Namun, dalam hal ini penulis belum menemukan hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan.

Penulis hanya menemukan artikel-artikel penelitian yang terdapat di jurnal ilmiah. Salah satunya ialah artikel yang ditulis oleh Eneng Purwanti (2010) dalam jurnal Dzikra dengan judul “Manajemen Dakwah Dan Aplikasinya Bagi Pengembangan Organisasi Dakwah”.  Tulisan ini berkesimpulan bahwa Pendekatan  manajemen    sangat  penting  dalam  segala aspek kehidupan manusia,  terlebih bagi  pelaksanaan dakwah yang masalahnya lebih complicated, dibanding bidang-bidang yang  lain.  Proses  dakwah  Islam  yang  aktifitasnya  meliputi segenap  segi  atau  segala  aspek  yang  sangat  kompleks,  akan dapat  berjalan  efektif  dan  efesien  apabila  dalam pelaksanaannya   didukung oleh sistem pelaksanaan yang baik dan  teratur,  salah  satunya  adalah  dengan  menggunakan pendekatan  ilmu  manajemen.  Dalam  pemanfaatan  dan penerapan  prinsip-prinsip  manajemen  dalam  proses  dakwah Islam,  juga  harus  dilandaskan  pada  prinsip-prinsip  dakwah Islam.

F.     Metodologi Penelitian
1.      Jenis penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat mendeskripsikan tentang masalah yang akan diangkat
kemudian diterjemahkan berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian.

2.      Metode pengumpulan data
Adapun untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan,penulis menggunakan teknik pengimpulan data berupa Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara menghimpun data kepustakaan dari berbagai literatur seperti buku-buku, situs internet,  makalah-makalah, jurnal, artikel, lapora dokumen-dokumen serta sarana informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah dalam penelitian ini.
G.    Sistematika Pembahasan
Rangakaian dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan urutan yang sistemtis untuk mempermudah pengkajian dan pemahaman terhadap permasalahan. Sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan
Berisi tujuh bahasan, yaitu 1). Latar belakang masalah pada penelitian ini. 2). Penegasan istilah tentang istilah yang ada dalam permasalahan. 3). Rumusan masalah, yaitu masalah yang diteliti. 4). Kajian pustaka, merupakan penelitian yang berkaiatan denga paermasalahan. 5). Tujuan penelitian. 6) metode penelitian, dan 7). Sistematika penulisan.

Bab II. Landasan teori
Mengkaji teori yang digunakan terutama teori-teori manajemen dan dakwah, tujuan manajemen dakwah..
Bab III. Fungsi-fungsi dan ruang lingkup manajemen dakwah
            Memaparakan fungus manajemen secarra umum dan dikaitkan dengan manajemen dakwah serta ruang lingkup manajemen dakwah.
Bab IV. Analisis masalah.
Bab ini berisi analisisi deskriptif pengaplikasian fungsi-fungsi manajemen dalam dakwah.
Bab V. Pentutup
Merupakan akhir dalam laporan penelitian tentang manajemen dalam dakwah. Berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.   Sekilas Tentang Manajemen.
Manajemen adalah upaya mengatur, dan mengarahkan berbagai sumber daya, mencakup manusia (man), uang (money), barang (material), mesin (machine), metode (methode) dan pasar (market).
Menurut G.R Terry adalah manajemen adalah proses yang khas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga dan sumber daya lainnya.
Menurut Robert Kreitner manajemen adalah proses kerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas.
Menurut John. D Millet dalam buku Management in the public service manajemen adalah proses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam kelompok formil untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
Menurut James A. F. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen juga dapat didefinisikan sebagai: bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).
Manjemen juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Dalam al-Qur’an, dakwah dalam arti mengajak ditemukan sebanyak 46 kali, 39 kali dalam arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, dan 7 kali mengajak ke neraka atau kejahatan.
Dapat didefinisikan dakwah Islam sebagai kegiatan mengajak, mendorong, dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah untuk meneliti jalan Allah dan istiqomah di jalan-Nya serta berjuang bersama meninggikan Agama Allah. Kata mengajak, mendorong, dan memotivasi adalah kegiatan dakwah yang berada dalam ruang lingkup tabligh. Kata bashirah untuk menunjukkan bahwa dakwah harus dengan ilmu dan perencanaan yang baik.
Kalimat meniti jalan Allah untuk menunjukkan tujuan dakwah, yaitu mardhotillah. Kalimat Istiqomah di jalan-Nya untuk menunjukkan dakwah berkesinambungan. Sedangkan kalimat berjuang bersama meninggikan agama Allah. Untuk menunujukkan bahwa dakwah bukan hanya untuk menciptakan kesalehan pribadi, tetapi juga harus menciptakan kesalehan sosial. Untuk mewujudkan masyarakat yang saleh tidak bisa dilakukan dengan sendiri-sendiri tetapi dilakukan dengan bersama-sama.
Syekh Muhammad al-Ghazalli dalam bukunya Ma’allah mengatakan, bahwa dakwah adalah program pelengkap yang meliputi semua pengetahuan yang dibutuhkan manusia, untuk memberikan penjelasan tentang tujuan hidup serta menyingkap rambu-rambu kehidupan agar mereka menjadi orang yang dapat membedakan mana yang boleh dijalani dan mana kawasan yang dilarang.
Sedangkan Aboebakar Atjeh dalam bukunya, beberapa catatan mengenai Dakwah Islam, mengatakan, bahwa Dakwah adalah seruan kepada seluruh umat manusia untuk kembali pada ajaran hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.
Dari definisi manajemen dan dakwah tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengertian Manajemen dakwah yaitu sebagai pproses perencanaan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakan ke arah tujuan dakwah.[6]
Inilah yang merupakan inti dari manajemen dakwah, yaitu sebuah pengaturan secara sistematik dan koordinatif dalam kegiatan atau aktifitas dakwah yang dimulai dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.


B.     Tujuan Manajemen Dakwah
Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai dan merupakan sebuah pedoman badi manajemen puncak organisasi untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dalam dimensi waktu tertentu. Tujuan diasumsikan berbeda dengan sasaran. Dalam tujuan memiliki target-terget tertentu untuk dicapai dalam waktu tertentu. Sedangkan sasaran adalah yang telah ditetapkan oleh manajmen puncak untuk menentukan arah organisasi dalam jangka panjang.
Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya mengemukakan tujuan dakwah bahwa pada khususnya tujuan dakwah itu ialah:
  1. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah swt.
  2. Membina mental agama islam bagi kaum yang masih mualaf.
  3. Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah (memeluk agama islam).
  4. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fithrahnya.[7]
Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga maupun sosial kemasyarakatnya, agar mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. Sedangkan tujuan dakwah secara khusus dakwah merupakan perumusan tujuan umum sebagai perincian daripada tujuan dakwah.[8]







BAB III
FUNGSI-FUNGSI DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN DAKWAH
A.    Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para penulis dinagi atas beberapa fungsi. Pembagian fungsi-fungsi manajemen ini tujaunya adalah.[9]
a. supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur;
b. agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam;
c. untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen dari manajer.

Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan para ahli tidak sama. Hal ini disebabkan latar belakang penulis, jadi pendekatan yang dilakukan tiadak sama. Adapun Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal. adapun fungsi-fungsi manajemen adalah;
  1. Planning: Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
  1. Organizing: Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
  1. Directing: Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
  1. Controling: Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

B.     Fungsi Manajemen Dakwah
Aktivitas dakwah khususnya dalam skala organisasi atau lembaga untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan sebuah pengaturan atau manajemerial yang baik, ruang lingkup kegiatan dakwah merupakan sarana atau alat pembantu pada aktivitas dakwah itu sendiri.
Adapun unsur-unsur manajerial atau 'amaliyyah al'idariyyah tersebut merupakan sebuah kesatuan yang utuh yang terdiri darI:
  1. Takhthith (Perencanaan Dakwah)
Secara alami merupakan bagian dari sunatullah, yaitu dengan melihat bagaimana Allah SWT. menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang matang serta disertai tujuan dakwah. Dalam aktivitas dakwah, perencanaan dakwah bertugas menentukan langkah dan program dalam menentukan setiap sasaran, menentukan sarana-prasarana atau media dakwah, serta personel da'i yang akan diterjunkan. Menentukan materi yang cocok untuk sempurnanya pelaksanaan, membuat asumsi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi yang kadang-kadang dapat memengaruhi cara pelaksanaan program dan cara menghadapinya serta menentukan alternatif-alternatif, yang semua itu merupakan tugas utama dari sebuah perencanaan.
  1. Tanzhim (Pengorganisasian Dakwah)
Menjelaskan bagaimana pengelolaan rencana itu, yakni dilakukannya pembagian aplikatif dakwah dengan lebih terperinciPengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokkan orang-ornag, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Sementara itu, Rosyid Saleh mengemukakan bahwa rumusan pengorganisasian dakwah itu adalah “rangkaian aktivita menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi setiap kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasi atau petugasnya.
  1. Tawjih (Penggerakan Dakwah)
Merupakan inti dari dakwah itu sendiri yaitu seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Motivasi diartikan sebagai kemampuan seorang manajer atau pemimpin dakwah dalam memberikan sebuah kegairahan, kegiatan dan pengertian, sehingga para anggotanya mampu untuk mendukung dan bekerja secara ikhlas untuk mencapai tujuan organisasi sesuai tugas yang dibebankan kepadanya.
  1. Riqaabah (Pengendalian Dakwah)
Evaluasi dakwah dirancang untuk diberikan kepada orang yang dinilai dan orang yang menilai informasi mengenai hasil karya. Pengendalian manajemen dakwah dapat dikatakan sebagai sebuah pengetahuan teoritis praktis. Karena itu, para da;i akan lebih cepat untuk mencernanya jika dikaitkan dengan prilaku dari da'i itu sendiri sesuai dengan organisasi. Dengan demikian, pengendalian manajemen dakwah dapat dikategorikan sebagai bagian dari prilaku terapan, yang berorientasi kepada sebuah tuntutan bagi para da'i tentang cara menjalankan dan mengendalikan organisasi dakwah yang dianggap baik. Tetapi yang paling utama adalah komitmen manajemen dengan satu tim dalam menjalankan sebuah organisasi dakwah secara efisien dan efektif, sehingga dapat menghayati penerapan sebuah pengendalian.

Tujuan diberlakukannya evaluasi ini yaitu agar mencapi konklusi dakwah yang evaluatif dan memberi pertimbangan mengenai hasil karya serta mengembangkan karya dalam sebuah program. Sedangkan evaluasi dakwah dinilai penting karena dapat menjamin keselamatan pelaksanaan dan perjalanan dakwah, mengetahu berbagau persoalan dan problematika yang dihadapi serta cara antisifasi dan penuntasan seketika sehingga akan melahirkan kemantafan bagi para aktifis dakwah.

C.    Ruang Lingkup Manajemen Dakwah
Sedangkan ruang lingkup dakwah akan berputar pada kegiatan dakwah, di mana dalam aktivitas tersebut diperlukan seperangkat pendukung dalam mencapai kesuksesan. Adapun hal-hal yang mempengaruhi aktivitas dakwah antara lain meliputi:
  • Keberadaan seorang da’I, baik yang terjun secara langsung maupun tidak langsung, dalam pengertian eksistensi da’I yang bergerak di bidang dakwah itu sendiri.
  • Materi merupakan isi yang akan disampaikan kepada mad’u, pada tataran ini materi harus bisa memenuhi atau yang dibutuhkan oleh mad’u, sehingga akan mancapai sasaran dakwah itu sendiri, dan
  • Mad’u kegiatan dakwah harus jelas sasarannya, dalam artian ada objek yang akan didakwahi.[10]






BAB IV
ANALISIS MASALAH

Problematika dakwah diantanya adalah masalah pengelolaan kegiatan dakwah. Dakwah yang dilakukan oleh individu tentuya berbeda dengan yang dilakukan oleh organisasi dakwah. Dakwah yang dilakukan oleh individu biasanya kurang memiliki pengorganisasian manajemen dakwah yang bagus. Berbeda dengan dakwah oleh organisasi dakwah, seperti yang dilakukan organisasi keagamaan Muhammadiyah misalnya. Orgnanisasi itu memiliki manajemen yang baik dengan berbagai macam konsep dakwah yang diciptakannya.

Seiring perkembangan zaman, dakwah tidak hanya dilakukan secara konvensional. Dakwah berkembang dengan menggunakan berbagai instrument di era kontemporer ini. Denggan berbagai perkembangan dalam kegiatan dakwah, diperlukan pengelolaan yang baik supaya dakwah mencapai sasaran yang sesungguhnya. Maka disinilah letak pentingnya manajemen dalam dakwah.

Dalam menjalankan kegiatan dakwah dibutuhkan proses manajemen yang baik. Sebagaimana  proses-proses manajemen pada umumnya, proses  manajemen  dakwah  juga  terdiri  dari,  perencanaan (planning),  pengorganisasian  (organizing),  penggerakan
(actuating), dan pengawasan ( controlling).

         Pertama, proses perencanaan merupakan proses pertama manejemen,    setiap usaha  apaun  tujuannya,  hanya  dapat berjalan secara efektif dan efesien bialaman sebelumnya telah direncanakan dan dipersiapkan dengan matang. Demikian pula usaha dakwah Islam yang mencakup aspek-aspek yang sangat luas  harus  terlebih  dahulu  melalui  proses  persiapan  dan perencanaan secara matang.

         Dengan  perencanan,  penyelenggaraan dakwah dapat berjalan  secara  lebih  terarah  dan  teratur  rapi,sehingga dapat dipertimbangkan kegiatan apa yang harus mendapat prioritas  terlebih  dahulu.Di samping itu perencanaan  juga  memungkinkan    dipilihnya  tindakan-tindakan  yang  tepat  sesuai  dengan  situasi  dan  kondisi  yang dihadapi pada saat dakwah diselengarakan, sehingga dakwah sampai pada sasaran.

         Dalam  proses  perencanaan  setidaknya  meliputi  langkah-langkah berikut;
a.  Perkiraan dan perhitungan masa depan
b.  Penentuan  dan  perumusn  sasaran  dalam rangka pencapaian  tujuan  dakwah  yang telah  ditepkan sebelumnya.
c.  Penetapan tindakan-tindakan  dakwah  dan  prioritas pelaksanaan.


Kedua,  proses  pengorganisasian, yaitu merupakan rangkaian  aktifitas  menyusun  suatu  kerangka  yang  menjadi wadah bagi segenap kegiatan dakwah, dengan jalan membagi dan  mengelompokkn  setiap  jenis  pekerjaan  yang  harus dilaksanakan.  Serta  menetapkan  jalinan    hubungan  kerja  di antara  satuan-satuan    organisasi  dan  pelaksananya. Dengan adanya pengorganisasian maka  rencana dakwah menjadi lebih mudah pelaksanaannya. Oleh karena telah dibagi-bagi  dalam penugasannya,  hal  tersebut  akan  mencegah  timbulnya penumpukkan pekerjaan hanya pada  satu individu yang tentu saja akan sangat menyulitkan.

Adapun langkah-langkah  pengorganisasian  adalah;
a.  Membagi dan menggolongkan tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu.
b.  Menentukan  dan  merumuskan  tugas  dari  masing-masing  kesatuan,  serta menempatkan  pelaksana  (dai) untuk melakukan tugas tersebut.
c.  Memberikan  wewenang  kepada  masing-masing pelaksana
d.  Menetapkan jalinan hubungan

Ketiga,  proses    penggerakan,  bagi  kegiatan  dakwah proses  ini  merupakan  fungsi  yang  secara  langsung berhubungan  dengan  manusia  (pelaksana)

Adapun langkah-langkah dalam penggerakan adalah;
a.  Pemberian motivasi
b.  Pembimbingan
c.  Penjalinan hubungan
d.  Penyelenggaraan komunikasi
e.  Pengembangan sumber daya.

Keempat, proses evaluasi, yaitu proses pengendalian dan penilaian. Proses  ini merupakan  proses  terakhir  dari  tahapa-tahapan  manajemen. Adapun langkah-langkah evaluasi diantaranya:
a.       Mengadakan  pemeriksaan  dan  penelitian  terhadap pelaksanaan tugas dakwah yang telah ditentukan
b.       Membandingkan  antara  pelaksanaan  tugas  dengan standar
c.        Mengadakan tidakan perbaikan atau pembetula



BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari  analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1.      Dakwah merupakan kegiatan continue dan memerlukan mengelolaan yang baik
2.      Untuk memperlancar kegiatan dakwah pada zaman sekarang sangat penting dengan menggunakan pendekatan manajemen dalam dakwah. Agar dakwah berjalan secara terarah.
3.      Langakah-langkaah manajemen dakwah: 1)   Takhthith (Perencanaan Dakwah). 2) Tanzhim (Pengorganisasian Dakwah). 3)   Taujih (Penggerakan Dakwah). 4) Riqaabah (Pengendalian Dakwah)




DAFTAR PUSTAKA
Eneng purwanti. 2010. Manajemen Dakwah Dan Aplikasinya Bagi Pengembangan Organisasi Dakwah. Banten: Jurnal Adzikra vol. 01.no 02
 M. Munir. 2009. Manajemen Dakwah.Jakarta: Rahmat Semesta.                             
.Malayu S.P.Hasibuan. 2007.  Manajemen, Dasar,Pengertian, dan Masalah. Jakarta:Bumi Aksara.
Hendro Darmawan. 2010.  kamus ilmiah popular lengkap. Yogyakarta: Bintang Cermelang.
Rosayad  Sholeh. 1977. , Manajemen Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta
Zaini Muhtarom. 1996. Dasar-dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: PT al-Amin Press
Al-Mu'ajm al-Wajiiz, Majma'ul-Lughoh al-Arrabiyyah, huruf Nuun.

Majma' al-Lughah al-Arabiyah, 1972:286
Asmuni Syukri. 1983. Dasar-dasar dakwah islam. Surabaya: al-ikhlas



[1] Eneng purwanti, manajemen dakwah dan aplikasinya bagi pengembangan organisasi dakwah, jurnal adzikra Vol. 01. No. 02 (Juli - Desember) 2010
[2] . ibid, hal 13
[3] Al-Mu'ajm al-Wajiiz, Majma'ul-Lughoh al-Arrabiyyah, huruf Nuun.
[4] Majma' al-Lughah al-Arabiyah, 1972:286.

[5] Hendro darmawan, kamus ilmiah popular lengkap (Yogyakarta: Bintang Cermelang), 2010, hal.334.
[6] Zaini Muhtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, [Yogyakarta: PT al-Amin Press, 1996],hlm.37

[7] Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, [Surabaya: Al-Ikhlas, 1983], hlm. 49

[8] M. Munir, S. Ag, M.A., Manajemen Dakwah, [Jakarta: Rahmat Semesta, 2009],hlm. 87
[9] H.Malayu S.P.Hasibuan., Manajemen, Dasar,Pengertian, dan Masalah,[Jakarta:Bumi Aksara,2007.]hlm.37
[10] M. M. Munir, S. Ag, M.A., Manajemen Dakwah, [Jakarta: Rahmat Semesta, 2009],hlm.,79-80